Wednesday, March 11, 2015

Published 11:28 PM by with 0 comment

PETA PIRI REIS DAN PETA ANTARTIKA

PETA PIRI REIS DAN PETA ANTARTIKA
Selain membuat, kagum karena menggambar pantai Timur Amerika secara detail, peta buatan Piri Reis juga mencengangkan karena menggambar. utara Antartika dengan presisi tinggi. Padahal saat itu Antartika belum lagi ditemukan. Antartika ditemukan tiga abad kemudian.
Gambaran detail Antartika itu muncul di peta 1513. Konturnya di peta Piri Reis sama persis dengan kontur Antartika yang asli. Sesuatu yang menakjubkan, sehingga ada yang menduga goresan Piri Reis ini sebagai jejak peradaban besar masa lalu, seperti peradaban Atlantis; hasil survei alien; bahkan ada menyebutnya dengan istilah 'sidik jari Tuhan'.
Keberadaan Antartika di peta itu, membuat para ahli sejarah, geografi, dan kartografi menjadi penasaran bukan kepalang. Sebab, sejarah mencatat bahwa Antartika baru ditemukan pada abad ke-18, atau hampir tiga ratus tahun setelah digambar Piri Reis. Menurut sejarah modern, manusia pertarna yang menginjakkan kaki di sana adalah James Cook. Kapten angkatan Laut Kerajaan Inggris yang juga penjelajah dan pembuat peta (kartografer) ini tiba di Antartika pada 1773.

 Charles H Hapgood, ahli sejarah dan geografi dari Universitas New Hampshire, adalah salah satu ahli yang tak habis pikir, mengapa Antartika sudah tergambar di peta Piri Reis. Apalagi, detailnya sangat persis. Sesuatu yang tidak masuk akal, jika peta itu dibuat menggunakan ilmu pengetahuan abad ke-16. Sebab, pada abad ke-16, kawasan tersebut tertutup es, tapi toh bisa digambar dengan persis, seolah tak pernah tertutupi es.
Sudah jutaan tahun kawasan tersebut tertutup es. Karena itu, jika garis pantai Antartika tanpa es bisa digambar di peta, itu hanya mungkin dilakukan jutaan tahun sebelumnya, saat kawasan tersebut belum tertutup es. Tapi, itu tentu saja mustahil, karena saat itu manusia bahkan belum ada di bumi.
Ada memang saat-saat tertentu beberapa kawasan di Antartika bebas es, khususnya bagian utara. Bukti-bukti geologis mengonfirmasi saat terakhir kejadian itu adalah empat ribu tahun sebelum masehi. Tapi, kalaupun demikian, lantas siapa mampu membuat peta Antartika enam ribu tahun lalu? Padahal, sejarah pun mencatat bahwa peradaban manusia bahkan baru dimulai di Timur Tengah pada 3000 tahun sebelum Masehi.

Dalam meneliti peta tersebut. Hapgood tara lain menyurati Letnan Kolonel Harold Z Ohlmeyer, kornandan Angkatan Udara AS, untuk melakukan konfirmasi. Dan dalam surat basan bertanggal 6 Juli 1960, Harold menjawab, “Permintaan anda untuk mengevaluasi fitur tak biasa d lam Peta Piri Reis 1513 telah kami lakukan. Klaim bahwa bagian bawah peta Piri Reis 1513 menggambarkan Pantai Princess Martha di Queen Maud Laud, Antartika, dan Semenanjung Palmer, adalah masukakal."
Harold melanjutkan, "Kami mendapati bahwa ini adalah interpretasi yang benar, paling logis dan paling niungkin. Detail geografisnya memperlihatkan bahwa bagian bawah peta itu bersesuaian dengan profil seismik permukaan es, yang dibuat oleh Ekspedisi Antartika yang dilakukan Swedia dan Inggris pada 1949. Ini mengindikasikan bahwa garis pantaI tersebut telah dipetakan sebelum tertutup es. Tutupan salju di kawasan tersebut, saat ini adalah setebal satu mit Kami tidak tahu bagaimana data di peta ini bisa dibuat dengan ilmu geografi tahun 1513."

Peta buatan Piri Reis tersebut merupakan peta portolani, yang menggambarkan rute pelayaran, garis pantai, pelabuhah-pelabuhan, selat, teluk, dan lain-lain. Peta portolani yang banyak beredar di kalangan pelaut pada abad pertengahan, umumnya fokus menggambarkan kawasan Mediterania dan Laut Aegea, dan rute-rute lainnya yang sudah diketahui. Meski demikian, ada pula sejumlala peta yang menggambarkan kawasan yang tak diketahui.
Dalam menggambar petanya pun, Piri Reis menggunakan sejumlah sumber, yang diperolehnya selama pelayarannya. Di petanya, Piri Reis mengatakan hanya mengompilasi peta-peta tersebut. Selain bersumber dari pelaut-pelaut masa itu, Hapgood menyebut Piri Reis menggunakan peta yang dibuat di era kuno dari abad ke 4 sebelum Masehi, bahkan lebih awal.
Dalam bukunya yang berjudul Maps of the Ancient Sea Kings (1979), Hapgood menyatakan bahwa informasi tentang keberadaan tempat-tempat di dunia ini diwariskan dari orang ke orang, selama seribu tahun atau lebih, dari para pelaut-pelaut besar dunia kuno. "Kami mendapatkan bukti bahwa informasi-informasi tersebut dikumpulkan dan dipelajari di perpustakaan besar di Alexandria, dan kompilasi peta-peta tersebut dibuat oleh ahli geografi yang bekerja di sana."
Hapgood pun menduga bahwa Piri Reil juga mendapatkan peta-peta yang berasal dari perpustakaan Alexandria kuno itu, yang merupakan perpustakaan terpenting di zaman kuno. Peta itu kemudian antara lain dipindahkan ke Konstantinopel. Dan, pada 1204, ketika terjadi Perang Salib keempat, dan orang-orang Venesia memasuki Konstantinopel, peta-peta tersebut kemudian beredar di kalangan pelaut Eropa.
Kebanyakan peta-peta tersebut, menurut Hapgood, adalah berisi gambaran tentang Mediterania dan Laut Hitam. Meski demikian, peta-peta kawasan lainnya juga tetap bertahan, termastik peta Amerika, Kutub Utara (Arktik), dan Kutub Selatan (Antartika). Para pelaut kuno tersebut, sebut Hapgood, telah merniliki instrument navigasi yang akurat untuk menentukan garis bujur, yang lebih maju dibanding orang-orang kuno, orang-orang di abad pertengahan, maupun era modern hingga paruh kedua abad ke-18.

Pada 1953, seorang perwira AL Turki mengirimkan peta Piri Reis kepada Biro Hidrografik AL AS. Untuk mengevaluasinya, Biro tersebut meminta bantuan ahli peta kuno, H Mallery. Dan, setelah penelitian panjang, Mallery akhirnya menemukan metode untuk menentukan akurat tidaknya peta Piri Reis, yaitu dengan memasang di bola dunia. Dan, hasilnya luar biasa, karena peta itu akurat sepenuhnya.
Hal itu antara lain telah dibuktikan dengan proyeksi azimuthal (melihat globe dari sebuah titik, dalam hal ini Kairo di Mesir), memperlihatkan bahwa garis di peta Piri Reis mirip dengan yang ada di globe.
Tapi, Mallery kemudian berkomentar, "Satu-satunya cara membuat peta dengan akurasi seperti itu adalah dengan survey udara." Tapi, 6000 tahun lalu tentu saja belum ada pesawat udara.
Pejabat di Biro Hidrografik mengaku tidak memercayai apa yang dilihatnya. Betapa tidak, peta Piri Reis itu bahkan mampu mengoreksi sejumlah kesalahan yang ada di peta modern.
Hapgood pun telah mengirimkan peta tersebut kepada Richard Strachan di Institut Teknologi Massaehusets. Dia ingin mengetahui hitungan matematis peta tersebut. Dan Strachan menjawabnya pada 1965 lalu bahwa level akurasinya sangat tinggi. Orang yang menggambar peta tersebut harus paham ilmu trigonometri, lengkung bumi, dan metode proyeksi.
Sampai saat ini, soal ini memang masih menjadi silang pendapat para ahli. Diego Cuoghi, sejarawan Italia, dalam tulisanya yang berjudul The Mysteries of the Pin Reis Map, menyatakan apa yang disebut-sebut sebagai Antartika dalam peta Piri Reis itu tak lain adalah ujung selatan benua Amerika, yang kini adalah Argentina dan Chile. Antara lain karena daratan itu bersambung, sementara ujung selatan benua Amerika terpisah dengan ujung baratlaut Antartika.
Tapi, soal mengapa daratan Amerika itu bersambung Antartika, dipaparkan dalam salah satu acara diskusi untuk memperingati 500 tahun peta Piri Reis pada Juni 2013 lalu—sebuah momen yang dinobatkan Unesco sebagai Tahun Piri Reis. Pada diskusi yang videonya masih bisa diakses di Youtube, penulls buku The Pin Reis Map of 1513, Gregory McIntosh, memperlihatkan peta-peta masa lalu yang telah memuat Antartika. Baik peta-peta kuno dari era sebelum Masehi yang sudah mempercayai adanya kontinen di selatan, maupun peta-peta yang dibuat setelah 1513. Namun, peta-peta itu memperla kukan Antartika secara berbeda-beda. Ada peta yang memperlihatkan bahwa Antartika kelilingi lautan bebas dan benar-benar jauh dari benua manapun. Ada yang menyambungkan Antartika dengan selatan benua Amerika. Ada yang menyambungkan Antartika dengan Afrika. Ada yang menyambungkannya dengan kawasan Asia Tenggara. Bahkan, ada yang menyambungkan Antartika dengan Pulau Jawa di Indonesia.
"Piri Reis termasuk yang menyambungkan Amerika selatan dengan benua selatan (Antartika). Ini tipikal peta dunia abad ke-16. Masih ada 16 peta dunia lainnya yang menyambungkan Amerika selatan dengan benua selatan. Peta-peta lain yang menyambungkan Amerika selatan dengan benua selatan antara lain dibuat Diogo Homem (1519) dan Juan Vespucci (1523)," kata McIntosh.
      edit

0 comments:

Post a Comment