NEGERI KECIL KARIMUN JAWA ‘KEPULAUAN MUTIARA LAUT JAWA;
Oleh : Muhammad Syafe’i
@syafeisyafei @belajarbumi
Malam itu pun kami putuskan untuk bermalam di masjid yang berada dekat
pelabuhan Jepara – Pelabuhan Kartini – titik awal penyebrangan menuju jajaran
Kepulauan Karimun Jawa. Kurang lebih enam jam di Laut Jawa disebrangkan Kartini
Muria – Kapal Ferry yang tidak begitu besar, usahakan membawa life jacket
sendiri bila akan melakukan penyebrangan laut. Jelang senja sampailah di pulau
itu, pulau yang berpamor. Kepulauan Karimun Jawa terletak ±83 km dari Jepara.
Kepulaun ini terdiri dari 27 pulau, 5 dianatranya sudah berpenguni yakni Pulau
Karimun Jawa, Pulau Genting, Pulau Nyamuk, Pulau Parang dan Pulau Kemujan. Luas
keseluruhan kepulauan mencapai ± 1.500 Ha wilayah daratan. Sejak tahun 2001
Kepulauan Karimun Jawa di tetapkan sebagai Taman Nasional oleh pemerintah
Jepara.
Gelapnya langit malam terhiasai petasan menyambut pergantian tahun 2012,
dan mengistirahatkan kami malam ini. Tinggal di homestay yang disiapkan oleh
agen tour yang tak jauh dari pelabuhan. Pukul 09.00 pagi, kami menuju
pelabuhan, kapal dan agen tour menunggu. Life Jacket kami pakai dan siap menuju
Pulau Cemara yang jaraknya 2 jam dari pelabuhan. Goggle – alat yang kami akan pakai dan sepatu katak yang digunakan untuk menjelajah
taman bawah laut. Kagum rasanya melihat agen tour yang sudah handal melakukan
pelatihan singkat snorkeling dan juga menjaga kelestarian ekosistem terumbu
karang.
Merah, kuning, putih, hitam, menghiasi dasar perairan yang begitu jernih,
tak lebih dari 50 meter. Coral reef seekan berbicara tentang keagungan
penciptanya. Terus terang spot pertama di sekitar Pulau Cemara membuat saya
kagum. Memang menjadi pengalaman petama menikmati indahnya segitiga terumbu
karang dunia. Tahun baru lalu kami lewati di Arjuna – Gunung di Jawa Timur.
Terumbu itu bergerak mengikuti gerakan gelombang laut, ikan kecil dengan riang
bermain – bergerombol mengikuti tarian terumbu karang. Kami juga menemukan
binatang yang mirip bintang – Bintang Laut.
Pulau Geleang menjadi tempat makan siang kami. Menunggu agen tour
menyiapkan santapan, dengan Rp 7.000,00 es kelapa muda menjadi istimewa peneman
gorengan yang melintasi tenggorokan. Menu kami hari ini seafood orang
menyebutnya, cumi, tongkol dan beberapa ikan bakar seperti kakap mereh siap
disantap. Sembari menunggu yang lain, berfoto menjadi harga mati apalagi dengan
view yang indah dan mempesonah, alam seakan menjadi wall of frame yang mewah.
Keindahan Kepulauan Karimun Jawa bukan cuma taman bawah lautnya melainkan
keeksotisan pantainya dan hamparan horizon langit yang menawan.
Subhanallah, spot kedua jauh lebih menawan dengan terumbu karang yang luas
dan indah sekitar Pulau Menjangan. Seekor ikan yang menjadi tokoh dalam film
“Finding Nemo” melintas, Ikan Badut –
ikan warna oranye dengan bentol putih yang bermain diantara terumbu karang.
Sebelum senja menghilang, kami memutuskan untuk kembali ke homestay. Malam tak
mau kami lewatkan, kami sempatkan berkeliling pulau yang seperti miaatur suatu
Negara, semua tersedia dengan kesederhanaan. Tetapi, listrinya seperti senin
kamis – mulai menyala pukul 6 sore dan padam lagi pukul 6 pagi.
Petualangan dihari kedua diawali dengan berenang dengan sekumpulan hiu. Hiu
yang ini sudah jinak dan sengaja di ditangkarkan. Berfoto dengan ikan hiu
menjadi pengalaman yang istimewa. Melanjutkan perjalanan, kami diantarkan menuju
ke gosong pasir, ternyata sudah banyak wisatawan luar dan domestik yang
mengabadikan perjalanan mereka. Gosong pasir terlihat saat air laut surut dan
mengilang saat pasang dimalam hari. Siang menjelang, kami menuju Pulau Tengah
untuk makan siang. Dermaga kayu yang tertatah rapi menjadi sandaran kapal kami.
Menunggu santapan makan, berkeliling pantai pasir putih menjadi hal yang sangat
menyenangkan.
Perjalanan kami difasilitasi oleh agen tour untuk memudahkan dalam
penyebrangan, snorkeling, homestay, makan dan penyewaan kapal serta guide
perjalanan. Biaya terjangkau Rp 480.000,00 selama perjalanan. Sebelumnya, kami
memakai “Bejeu” – bus yang mengantarkan kami sampai di alun-alun Jepara yang
berdekatan dengan Musium R.A. Kartini – Pahlawan Emansipasi Wanita yang harum
namanya itu, tarif bus Rp 150.000,00 dari Terminal Pulogadung (Jakarta).
Setelah santap siang, menuju tujuan snorkeling pertama hari ini, yang tak
jauh dari Pulau Tengah. Lagi-lagi ucapan syukur dan kekaguman dari desah nafas
kami, keindahannya sungguh luar biasa. Ikan pari yang selama ini muncul di
televisi terlihat melintas di dasar perairan yang tak begitu dalam di sisi
terumbu karang. Spot yang ini lebih banyak terhiasi oleh ikan yang berwarna
indah. Berpose underwater, momen yang tak boleh ketinggalan, meski menahan
nafas setengah mati untuk mendapatkan angel yang apik. Langit mulai berwarna
jingga menandai berakhirnya pertualangan hari ini dan esok pagi harus kembali
menyebrang ke Jepara.
Oleh-oleh adalah buah tangan yang wajib dibeli dari Jepara, Bontosan –
adonan krupuk ikan tenggiri dalam bentuk
gelondongan dan sudah dikukus adalah salah satu makanan khas Jepara. Selain itu
ada Terasi Jepara, Durian Petruk, Gereh Iwak Teri – Ikan teri yang dijadikan semacam ikan asin, kebanyakan dari pulau karimunjawa dan Latuh
atau orang biasa menyebut Lato – sejenis rumput laut, enak dimakan dalam
keadaan segar dan dapat menyembuhkan radang tenggorokan. Setelah puas
berbelanja kami diantarkan “Slamet” – bus yang menantarkan kami selamat sampai di
Jakarta, tiket busnya Rp 100.000,00 perorang.