PETA PIRI REIS DAN PETA
ANTARTIKA
Selain
membuat, kagum karena menggambar pantai Timur Amerika secara detail, peta
buatan Piri Reis juga mencengangkan karena menggambar. utara Antartika dengan
presisi tinggi. Padahal saat itu Antartika belum lagi ditemukan. Antartika
ditemukan tiga abad kemudian.
Gambaran
detail Antartika itu muncul di peta 1513. Konturnya di peta Piri Reis sama
persis dengan kontur Antartika yang asli. Sesuatu yang menakjubkan, sehingga
ada yang menduga goresan Piri Reis ini sebagai jejak peradaban besar masa lalu,
seperti peradaban Atlantis; hasil survei alien; bahkan ada menyebutnya dengan
istilah 'sidik jari Tuhan'.
Keberadaan
Antartika di peta itu, membuat para ahli sejarah, geografi, dan kartografi
menjadi penasaran bukan kepalang. Sebab, sejarah mencatat bahwa Antartika baru ditemukan
pada abad ke-18, atau hampir tiga ratus tahun setelah digambar Piri Reis.
Menurut sejarah modern, manusia pertarna yang menginjakkan kaki di sana adalah
James Cook. Kapten angkatan Laut Kerajaan Inggris yang juga penjelajah dan
pembuat peta (kartografer) ini tiba di Antartika pada 1773.
Charles
H Hapgood, ahli sejarah dan geografi dari Universitas New Hampshire, adalah
salah satu ahli yang tak habis pikir, mengapa Antartika sudah tergambar di peta
Piri Reis. Apalagi, detailnya sangat persis. Sesuatu yang tidak masuk akal,
jika peta itu dibuat menggunakan ilmu pengetahuan abad ke-16. Sebab, pada abad
ke-16, kawasan tersebut tertutup es, tapi toh bisa digambar dengan persis,
seolah tak pernah tertutupi es.
Sudah
jutaan tahun kawasan tersebut tertutup es. Karena itu, jika garis pantai
Antartika tanpa es bisa digambar di peta, itu hanya mungkin dilakukan jutaan
tahun sebelumnya, saat kawasan tersebut belum tertutup es. Tapi, itu tentu saja
mustahil, karena saat itu manusia bahkan belum ada di bumi.
Ada
memang saat-saat tertentu beberapa kawasan di Antartika bebas es, khususnya
bagian utara. Bukti-bukti geologis mengonfirmasi saat terakhir kejadian itu
adalah empat ribu tahun sebelum masehi. Tapi, kalaupun demikian, lantas siapa mampu
membuat peta Antartika enam ribu tahun lalu? Padahal, sejarah pun mencatat bahwa
peradaban manusia bahkan baru dimulai di Timur Tengah pada 3000 tahun sebelum
Masehi.
Dalam
meneliti peta tersebut. Hapgood tara lain menyurati Letnan Kolonel Harold Z Ohlmeyer,
kornandan Angkatan Udara AS, untuk melakukan konfirmasi. Dan dalam surat basan
bertanggal 6 Juli 1960, Harold menjawab, “Permintaan anda untuk mengevaluasi
fitur tak biasa d lam Peta Piri Reis 1513 telah kami lakukan. Klaim bahwa
bagian bawah peta Piri Reis 1513 menggambarkan Pantai Princess Martha di Queen
Maud Laud, Antartika, dan Semenanjung Palmer, adalah masukakal."
Harold
melanjutkan, "Kami mendapati bahwa ini adalah interpretasi yang benar, paling
logis dan paling niungkin. Detail geografisnya memperlihatkan bahwa bagian
bawah peta itu bersesuaian dengan profil seismik permukaan es, yang dibuat oleh
Ekspedisi Antartika yang dilakukan Swedia dan Inggris pada 1949. Ini mengindikasikan
bahwa garis pantaI tersebut telah dipetakan sebelum tertutup es. Tutupan salju
di kawasan tersebut, saat ini adalah setebal satu mit Kami tidak tahu bagaimana
data di peta ini bisa dibuat dengan ilmu geografi tahun 1513."
Peta
buatan Piri Reis tersebut merupakan peta portolani, yang menggambarkan rute
pelayaran, garis pantai, pelabuhah-pelabuhan, selat, teluk, dan lain-lain. Peta
portolani yang banyak beredar di kalangan pelaut pada abad pertengahan, umumnya
fokus menggambarkan kawasan Mediterania dan Laut Aegea, dan rute-rute lainnya
yang sudah diketahui. Meski demikian, ada pula sejumlala peta yang
menggambarkan kawasan yang tak diketahui.
Dalam
menggambar petanya pun, Piri Reis menggunakan sejumlah sumber, yang
diperolehnya selama pelayarannya. Di petanya, Piri Reis mengatakan hanya
mengompilasi peta-peta tersebut. Selain bersumber dari pelaut-pelaut masa itu,
Hapgood menyebut Piri Reis menggunakan peta yang dibuat di era kuno dari abad
ke 4 sebelum Masehi, bahkan lebih awal.
Dalam
bukunya yang berjudul Maps of the Ancient
Sea Kings (1979), Hapgood menyatakan bahwa informasi tentang keberadaan
tempat-tempat di dunia ini diwariskan dari orang ke orang, selama seribu tahun
atau lebih, dari para pelaut-pelaut besar dunia kuno. "Kami mendapatkan
bukti bahwa informasi-informasi tersebut dikumpulkan dan dipelajari di perpustakaan
besar di Alexandria, dan kompilasi peta-peta tersebut dibuat oleh ahli geografi
yang bekerja di sana."
Hapgood
pun menduga bahwa Piri Reil juga mendapatkan peta-peta yang berasal dari
perpustakaan Alexandria kuno itu, yang merupakan perpustakaan terpenting di
zaman kuno. Peta itu kemudian antara lain dipindahkan ke Konstantinopel. Dan,
pada 1204, ketika terjadi Perang Salib keempat, dan orang-orang Venesia
memasuki Konstantinopel, peta-peta tersebut kemudian beredar di kalangan pelaut
Eropa.
Kebanyakan
peta-peta tersebut, menurut Hapgood, adalah berisi gambaran tentang Mediterania
dan Laut Hitam. Meski demikian, peta-peta kawasan lainnya juga tetap bertahan,
termastik peta Amerika, Kutub Utara (Arktik), dan Kutub Selatan (Antartika).
Para pelaut kuno tersebut, sebut Hapgood, telah merniliki instrument navigasi
yang akurat untuk menentukan garis bujur, yang lebih maju dibanding orang-orang
kuno, orang-orang di abad pertengahan, maupun era modern hingga paruh kedua
abad ke-18.
Pada
1953, seorang perwira AL Turki mengirimkan peta Piri Reis kepada Biro
Hidrografik AL AS. Untuk mengevaluasinya, Biro tersebut meminta bantuan ahli
peta kuno, H Mallery. Dan, setelah penelitian panjang, Mallery akhirnya
menemukan metode untuk menentukan akurat tidaknya peta Piri Reis, yaitu dengan
memasang di bola dunia. Dan, hasilnya luar biasa, karena peta itu akurat
sepenuhnya.
Hal
itu antara lain telah dibuktikan dengan proyeksi azimuthal (melihat globe dari
sebuah titik, dalam hal ini Kairo di Mesir), memperlihatkan bahwa garis di peta
Piri Reis mirip dengan yang ada di globe.
Tapi,
Mallery kemudian berkomentar, "Satu-satunya cara membuat peta dengan
akurasi seperti itu adalah dengan survey udara." Tapi, 6000 tahun lalu
tentu saja belum ada pesawat udara.
Pejabat
di Biro Hidrografik mengaku tidak memercayai apa yang dilihatnya. Betapa tidak,
peta Piri Reis itu bahkan mampu mengoreksi sejumlah kesalahan yang ada di peta
modern.
Hapgood
pun telah mengirimkan peta tersebut kepada Richard Strachan di Institut
Teknologi Massaehusets. Dia ingin mengetahui hitungan matematis peta tersebut. Dan
Strachan menjawabnya pada 1965 lalu bahwa level akurasinya sangat tinggi. Orang
yang menggambar peta tersebut harus paham ilmu trigonometri, lengkung bumi, dan
metode proyeksi.
Sampai
saat ini, soal ini memang masih menjadi silang pendapat para ahli. Diego
Cuoghi, sejarawan Italia, dalam tulisanya yang berjudul The Mysteries of the Pin Reis Map, menyatakan apa yang
disebut-sebut sebagai Antartika dalam peta Piri Reis itu tak lain adalah ujung
selatan benua Amerika, yang kini adalah Argentina dan Chile. Antara lain karena
daratan itu bersambung, sementara ujung selatan benua Amerika terpisah dengan
ujung baratlaut Antartika.
Tapi,
soal mengapa daratan Amerika itu bersambung Antartika, dipaparkan dalam salah
satu acara diskusi untuk memperingati 500 tahun peta Piri Reis pada Juni 2013
lalu—sebuah momen yang dinobatkan Unesco sebagai Tahun Piri Reis. Pada diskusi
yang videonya masih bisa diakses di Youtube, penulls buku The Pin Reis Map of 1513, Gregory McIntosh, memperlihatkan
peta-peta masa lalu yang telah memuat Antartika. Baik peta-peta kuno dari era
sebelum Masehi yang sudah mempercayai adanya kontinen di selatan, maupun peta-peta
yang dibuat setelah 1513. Namun, peta-peta itu memperla kukan Antartika secara
berbeda-beda. Ada peta yang memperlihatkan bahwa Antartika kelilingi lautan bebas
dan benar-benar jauh dari benua manapun. Ada yang menyambungkan Antartika
dengan selatan benua Amerika. Ada yang menyambungkan Antartika dengan Afrika.
Ada yang menyambungkannya dengan kawasan Asia Tenggara. Bahkan, ada yang
menyambungkan Antartika dengan Pulau Jawa di Indonesia.
"Piri
Reis termasuk yang menyambungkan Amerika selatan dengan benua selatan (Antartika).
Ini tipikal peta dunia abad ke-16. Masih ada 16 peta dunia lainnya yang
menyambungkan Amerika selatan dengan benua selatan. Peta-peta lain yang
menyambungkan Amerika selatan dengan benua selatan antara lain dibuat Diogo
Homem (1519) dan Juan Vespucci (1523)," kata McIntosh.
0 comments:
Post a Comment