Sisa-sisa bangunan terbuat dari bata berlumpur dan bahan-bahan organik yang kini sebagian besar telah membusuk, bersama dengan tembikar dan peralatan batu.
Sisa-sisa kota berusia 5.000 tahun termasuk pemakaman dan beberapa rumah berhasil digali di situs Abydos, di Mesir.
Mahmoud Afifi, kepala Ancient Egyptian Antiquities at the Egyptian Ministry of Antiquities berkata, "Kota ini belum diketahui secara pasti ukurannya, tetapi hampir dapat dipastikan berasal dari awal era dinasti ketika firaun pertama memimpin Mesir bersatu."
Dalam foto-foto yang dirilis kementerian kepurbakalaan Mesir, sisa-sisa bangunan tampak terbuat dari bata berlumpur dan bahan-bahan organik yang kini sebagian besar telah membusuk, bersama dengan tembikar dan peralatan batu yang ditemukan di dalam struktur.
Sementara di pemakaman, setidaknya terdapat 15 makam yang berhasil ditemukan. Arkeolog juga menemukan sisa-sisa kerangka berbaring dalam posisi bayi di salah satu kuburan yang telah berhasil diungkap.
Meskipun orang-orang yang dimakamkan di pemakaman ini kemungkinan bukan firaun, namun banyak pemimpin-pemimpin Mesir yang juga dimakamkan di Abydos, tak jauh dari kota yang baru ditemukan tersebut.
Misalnya, firaun bernama Aha, yang memimpin Abydos selama lebih dari 5.000 tahun lalu, dimakamkan dalam kompleks rumit yang terdiri dari makam pelayan, orang-orang katai dan hewan-hewan, termasuk singa dan anjing.
Makam Aha ditemukan lebih dari seabad lalu, dan para arkeolog meyakini bahwa beberapa atau seluruh orang maupun hewan yang dimakamkan bersama Aha kemungkinan dikorbankan setelah kematian firaun tersebut, sehingga mereka dapat dimakamkan bersamanya.
Dalam pemberitaan kota kuno yang baru ditemukan ini, beberapa media mungkin menyebutkan bahwa kota kuno ini berusia 7.000 tahun. Kesalahan tersebut mungkin terjadi karena kekeliruan dalam menerjemahkan siaran pers berbahasa Arab yang diterbitkan kementerian Mesir. Setelah dikonfirmasi, staf kementerian memastikan bahwa usia kota kuno tersebut lebih mendekati 5.000 tahun dibanding 7.000.
(Lutfi Fauziah. Sumber: Owen Jarus/Live Science)
0 comments:
Post a Comment