Saturday, January 21, 2017

Published 2:12 AM by with 0 comment

Simulasi Daratan Mars di Bumi

"Ruangan tampak seperti sesuatu yang keluar dari sebuah novel sci-fi. Aku tahu kita perlu mengambil gambar di sana, dan aku bekerja untuk mewujudkannya,"
Simulasi Daratan Mars di BumiEngineer ruang angkasa dari University of North Dakota, Pablo de León menguji prototipe baju ruang angkasa di dalam "regolith bin" di NASA Kennedy Space Center. (Phillip Toledano / National Geographic)
Selama ini kita meneliti cakupan dan cara terbaik untuk memvisualisasikan Mars. Editor foto senior, Kurt Mutchler berhasil menggambarkan sebuah ruangan yang penuh dengan debu simulasi. Ruang tersebut menyerupai lanskap bulan di Kennedy Space Center di Cape Canaveral.
"Aku tertegun," kata Mutchler. "Ruangan tampak seperti sesuatu yang keluar dari sebuah novel sci-fi. Aku tahu kita perlu mengambil gambar di sana, dan aku bekerja untuk mewujudkannya”.
Ruang tersebut dikenal sebagai regolith bin, sebuah ruang berukuran 26 kaki di setiap sisi, dan diisi dengan 120 ton debu simulasi ruang angkasa. Ruangan dapat digunakan untuk mensimulasikan badai debu yang mungkin dialami astronot di Mars, serta untuk menguji berbagai teknik mendarat.
"Ruangan tampak seperti sesuatu yang keluar dari sebuah novel sci-fi. Aku tahu kita perlu mengambil gambar di sana, dan aku bekerja untuk mewujudkannya”.
Sebelum foto-foto ruangan diambil, Mutchler tahu itu akan membutuhkan penelitian dan perencanaan yang cermat untuk menempatkan fotografer dalam situasi tepat guna mengambil gambar yang tak terlupakan. Ia bekerja dengan engineer ruang angkasa, Pablo De Leon. De Leon merupakan desainer prototipe baju astronot dalam foto.
Akhirnya, fotografer Phillip Toledano mengambil foto tersebut, dan resmi diterbitkan dalam National Geographic edisi November 2016.
"Bagi saya gambar tersebut adalah sebuah metafora kerinduan kita untuk pergi ke Mars, berjalan di permukaannya. Tapi yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini adalah menempatkan manusia dengan baju ruang angkasa dan melihatnya bermain di bak pasir," ujar Muthler.

(K.N Rosandrani. Sumber : Morgan McCloy / nationalgeographic.com)
      edit

0 comments:

Post a Comment