Monday, February 6, 2017

Published 9:30 PM by with 0 comment

Sinagoga Abad Pertengahan Ditemukan di Dekat Danau Galilea



    Bangunan ini terletak di atas reruntuhan sinagoga Romawi dari abad ke-5 yang diketahui memiliki mozaik-mozaik fantastis, termasuk yang menggambarkan Bahtera Nuh

    Sinagoga Abad Pertengahan Ditemukan di Dekat Danau GalileaBangunan abad pertengahan ini memanfaatkan sisa-sisa reruntuhan sinagoga dari abad ke-5, yaitu dinding bagian utara, timur, dan beberapa tiang-tiangnya. (Jim Haberman via Live Science)
    Bangunan abad pertengahan yang mungkin telah digunakan sebagai sinagoga, ditemukan di Huqoq, desa di dekat Danau Galilea, Israel.
    Didirikan selama abad ke-12 hingga 13, bangunan tersebut terletak di atas reruntuhan sinagoga Romawi dari abad ke-5 yang diketahui memiliki mozaik-mozaik fantastis di dalamnya, termasuk yang menggambarkan kisah Bahtera Nuh.
    Bangunan abad pertengahan ini memanfaatkan sisa-sisa reruntuhan sinagoga dari abad ke-5, yaitu dinding bagian utara, timur, dan beberapa tiang-tiangnya.
    “Bangunan publik yang monumental ini didirikan di titik yang persis sama dengan sinagoga Romawi, menggunakan elemen arsitektural milik bangunan sebelumnya, tetapi dengan ukuran yang bertambah luas,” kata Jodi Magness, direktur proyek penggalian di Huqoq.
    Para arkeolog belum mengetahui secara pasti apa kegunaan bangunan abad pertengahan tersebut. Namun karena sudah jelas bahwa bangunan itu diperuntukkan bagi publik, Magness meyakini bahwa bangunan tersebut difungsikan sebagai gereja, masjid, atau sinagoga.
    Catatan sejarah menunjukkan bahwa selama abad ke-12 dan 13, tentara salib dan kaum muslim terlibat perang untuk menguasai area di sekitar Huqoq.
    Meskipun identitas bangunan tersebut belum jelas, sebuah petunjuk mengindikasikan bahwa bangunan itu merupakan sinagoga. “Kami menemukan bangku-bangku yang diletakkan menempel pada dinding bagian timur, utara dan barat, yang menunjukkan bahwa bangunan itu merupakan sinagoga. Bangku-bangku tersebut umum ditemukan di sinagoga-sinagoga,” kata Magness.
    Meski demikian, Magness mengatakan bahwa tak ada informasi sejarah tentang populasi Yahudi di daerah tersebut pada masa itu. Tim arkeolog telah berupaya mencari bukti-bukti keberadaan penduduk Yahudi, namun belum membuahkan hasil maksimal.
    “Sejauh ini, kami hanya menemukan sedikit bukti tentang kehadiran kaum Yahudi di daerah tersebut, yang menyebabkan bangunan ini menjadi benar-benar menarik sekaligus membuat frustasi,” ujar Arnold Franklin, profesor sejarah di Queens College of the City University of New York.
    Salah satu dari sedikit referensi tekstual berasal dari pejalan awal abad ke-14, Ishtori Haparchi, yang mengunjungi Huqoq dan melaporkan bahwa ia melihat sinagoga dengan lantai yang teramat tua. “Kami berspekulasi, mungkin bangunan yang kami temukan merupakan sinagoga itu,” tutup Magness.

    (Lutfi Fauziah. Sumber: Live Science)
          edit

    0 comments:

    Post a Comment